- Pembangunan infrastruktur jalan tol Trans Jawa berdampak buruk bagi usaha mikro di sepanjang jalur pantura. Di Brebes, Jawa Tengah misalnya, para penjual telur asin mengaku omzetnya turun drastis hingga 70% sejak tol Trans Jawa dioperasikan.
Hampir semua penjual oleh oleh makanan khas Brebes ini, mengeluhkan usahanya yang kian terpuruk. Sejumlah pedagang telur asin di pantura Brebes mengatakan, lesunya usaha mereka mulai dirasakan sejak adanya ruas tol Pejagan - Pemalang.
Supardi (45), salah satu pelaku UMKM telur asin saat ditemui Selasa (19/2/2019) siang menuturkan, usaha telur asin yang dirintis sejak puluhan talun lalu, saat ini kondisinya makin sulit. Itu terjadi setelah tol Pejagan-Pemalang dioperasikan.
Omzet penjualan pun terus menurun drastis. Penurunannya ini bahkan mencapai hingga 70 persen, dibanding sebelum adanya jalan tol.
Selain untuk memenuhi permintaah warga Brebes, saat itu telur asin juga banyak diburu para pelancong. Sebelum ada tol, tidak sedikit pelancong yang mampir dan memborong oleh oleh telur asin. Namun saat ini, kondisinya sudah sangat jauh berbeda. Omzet penjualan makin merosot karena para pelancong banyak yang memakai jalur tol.
"Dulu sebelum ada tol, satu hari bisa menjual sebanyak 1.500 butir telur asin. Tapi, sekarang paling banyak bisa menjual 500 butir," keluh Supardi, warga Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Brebes.
Selain menjual telur asin di jalur pantura, Supardi ini juga setiap hari memproduksi telur asin sendiri. Dua pekerjaan ini dilakoni semua agar bisa saling menunjang ekonomi keluarga.
Pelaku usaha telur asin ini khawatir, jika kondisi ini dibiarkan, maka sangat mungkin banyak usaha telur asin yang akan gulung tikar. Mereka sangat berharap agar pihak pemerintah memberikan solusi terbaik demi membangkitkan kembali usaha ini.
Hal serupa disampaikan oleh Khotijah (59) warga Kecamatan Wanasari. Wanita yang juga berjualan telur asin ini, mengaku usahanya juga ikut kena dampak jalan tol.
"Sekarang hanya mengandalkan para pembeli yang sudah menjadi pelanggannya. Padahal dulu selalu mengandalkan para pelancong yang melintas di pantura," ujar Khotijah.
Meski masuk usaha kecil, Khotijah dulu mampu menjual 1.000 - 2.000 butir telur asin dalam sehari. Kalau sekarang paling banyak 500 butir. Ini pun dari pelanggan saja," sambungnya.
Para pelaku UMKM Telur asin berharap, pemerintah daerah turun tangan dalam mengatasi lesunya usaha oleh-oleh khas Brebes tersebut. Jika dibiarkan terus menerus, akan banyak pelaku usaha
yang gulung tikar.
"Harapan kami, pemerintah mencari solusi atas persoalan ini. Jangan sampai oleh-oleh khas Brebes ini hanya menjadi cerita anak cucuk kami, karena pelaku usahanya gulung tikar," tutur Khotijah.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Brebes, Zaenudin kepada wartawan menjelaskan, sebagai upaya mendongkrak kembali usaha telur asin, pihaknya tengah berupaya agar para pelaku UMKM asal Brebes mendapat prioritas untuk berjualan di Rest Area 260 B ruas Tol Pejagan- Brebes. Rest area ini masuk wilayah Desa Banjaratma, Kecamatan Bulakamba.
"Jadi, usulan kami dari 70 persen pelaku UMKM yang mengisi rest area ini, kita prioritaskan mereka yang terkena dampak adanya pembangunan tol. Sehingga, mereka tetap bisa berjualan," tandas Zaenudin.
Diterangkan Zaenudin, sesuai data, saat ini ada 100 lebih pelaku UMKM yang berada di Jalur Pantura. Mereka nanti akan diperjuangkan agar bisa berjualan di rest area tol. Bahkan menurutnya, pedagang ini sedang diupayakan untuk dibebaskan dari sewa kios. [dtk]
Hampir semua penjual oleh oleh makanan khas Brebes ini, mengeluhkan usahanya yang kian terpuruk. Sejumlah pedagang telur asin di pantura Brebes mengatakan, lesunya usaha mereka mulai dirasakan sejak adanya ruas tol Pejagan - Pemalang.
Supardi (45), salah satu pelaku UMKM telur asin saat ditemui Selasa (19/2/2019) siang menuturkan, usaha telur asin yang dirintis sejak puluhan talun lalu, saat ini kondisinya makin sulit. Itu terjadi setelah tol Pejagan-Pemalang dioperasikan.
Omzet penjualan pun terus menurun drastis. Penurunannya ini bahkan mencapai hingga 70 persen, dibanding sebelum adanya jalan tol.
Selain untuk memenuhi permintaah warga Brebes, saat itu telur asin juga banyak diburu para pelancong. Sebelum ada tol, tidak sedikit pelancong yang mampir dan memborong oleh oleh telur asin. Namun saat ini, kondisinya sudah sangat jauh berbeda. Omzet penjualan makin merosot karena para pelancong banyak yang memakai jalur tol.
"Dulu sebelum ada tol, satu hari bisa menjual sebanyak 1.500 butir telur asin. Tapi, sekarang paling banyak bisa menjual 500 butir," keluh Supardi, warga Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Brebes.
Selain menjual telur asin di jalur pantura, Supardi ini juga setiap hari memproduksi telur asin sendiri. Dua pekerjaan ini dilakoni semua agar bisa saling menunjang ekonomi keluarga.
Pelaku usaha telur asin ini khawatir, jika kondisi ini dibiarkan, maka sangat mungkin banyak usaha telur asin yang akan gulung tikar. Mereka sangat berharap agar pihak pemerintah memberikan solusi terbaik demi membangkitkan kembali usaha ini.
Hal serupa disampaikan oleh Khotijah (59) warga Kecamatan Wanasari. Wanita yang juga berjualan telur asin ini, mengaku usahanya juga ikut kena dampak jalan tol.
"Sekarang hanya mengandalkan para pembeli yang sudah menjadi pelanggannya. Padahal dulu selalu mengandalkan para pelancong yang melintas di pantura," ujar Khotijah.
Meski masuk usaha kecil, Khotijah dulu mampu menjual 1.000 - 2.000 butir telur asin dalam sehari. Kalau sekarang paling banyak 500 butir. Ini pun dari pelanggan saja," sambungnya.
Para pelaku UMKM Telur asin berharap, pemerintah daerah turun tangan dalam mengatasi lesunya usaha oleh-oleh khas Brebes tersebut. Jika dibiarkan terus menerus, akan banyak pelaku usaha
yang gulung tikar.
"Harapan kami, pemerintah mencari solusi atas persoalan ini. Jangan sampai oleh-oleh khas Brebes ini hanya menjadi cerita anak cucuk kami, karena pelaku usahanya gulung tikar," tutur Khotijah.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Brebes, Zaenudin kepada wartawan menjelaskan, sebagai upaya mendongkrak kembali usaha telur asin, pihaknya tengah berupaya agar para pelaku UMKM asal Brebes mendapat prioritas untuk berjualan di Rest Area 260 B ruas Tol Pejagan- Brebes. Rest area ini masuk wilayah Desa Banjaratma, Kecamatan Bulakamba.
"Jadi, usulan kami dari 70 persen pelaku UMKM yang mengisi rest area ini, kita prioritaskan mereka yang terkena dampak adanya pembangunan tol. Sehingga, mereka tetap bisa berjualan," tandas Zaenudin.
Diterangkan Zaenudin, sesuai data, saat ini ada 100 lebih pelaku UMKM yang berada di Jalur Pantura. Mereka nanti akan diperjuangkan agar bisa berjualan di rest area tol. Bahkan menurutnya, pedagang ini sedang diupayakan untuk dibebaskan dari sewa kios. [dtk]
0 Komentar